Laman

Categories

Senin, 02 Juli 2012

Spanyol Menciptakan Sejarah Baru


Kemenangan atas Italia merupakan awal dari lembaran baru sejarah sepakbola Spanyol.
Spanyol yang menghadapi Italia di partai final Euro 2012 pada tadi malam menentukan apakah mereka sanggup meruntuhkan sebuah kepercayaan kuno di dunia sepakbola. Kepercayaan yang mengatakan bahwa belum ada satu tim pun dalam sejarah yang mampu menjuarai tiga turnamen terbesar di dunia secara berturut-turut, dan belum ada satu tim pun yang mampu meraih dua gelar Piala Eropa secara berturut-turut.



Italia adalah lawan yang sangat spesial bagi Spanyol. Kenangan di Ernst Happel Stadium di Wina empat tahun yang lalu pasti masih terpatri dengan sangat kuat di sanubari orang-orang Spanyol. Italia lah lawan yang mereka kalahkan pada saat itu, yang akhirnya membuat mereka membuka lembaran sejarah baru dalam sepakbola mereka.

Laga itu berlangsung pada 22 Juni 2008. Kedua tim sama-sama tidak mampu mencetak gol di waktu normal sehingga babak tambahan 2 x 15 menit pun harus dilangsungkan. Cerita pun berlangsung sama; tak ada gol yang tercipta, hingga wasit akhirnya meniup peluit di menit 120, tanda bahwa laga terpaksa harus diselesaikan lewat babak adu penalti. Di babak adu penalti inilah sejarah baru tercipta. Sid Lowe sampai menulis begini dalam kolomnya di The Guardian, “Lima menit dan 14 detik yang mengubah sejarah sepakbola.” Ya, hanya lima menit adu penalti dilaksanakan dan lima menit itu mengubah tak hanya jalannya sejarah sepakbola Spanyol, tetapi sepakbola dunia.



Spanyol mencetak empat dari lima penalti yang mereka lakukan. David Villa, Santi Cazorla, Marcos Senna, dan Cesc Fabregas berhasil menunaikan tugas mereka, sementara hanya Dani Guiza yang gagal melakukannya, sementara Iker Casillas berhasil menyelamatkan gawangnya dari penalti Daniele De Rossi dan Antonio Di Natale. Spanyol pun melaju.

Kemenangan Spanyol lewat babak adu penalti itu menandakan berakhirnya kutukan tidak pernah lolos ke babak semi-final kejuaraan besar dunia yang telah berlangsung selama 24 tahun. Selain itu, kemenangan ini juga mengakhiri kutukan 22 Juni. Di tiga pertandingan sebelumnya yang berlangsung di tanggal tersebut dalam sejarah mereka, La Roja harus selalu kalah di babak adu penalti. Ditambah lagi, lawan mereka adalah Italia, lawan yang tidak mampu mereka kalahkan sejak tahun 1920, di mana Spanyol selalu kalah dalam lima pertemuan dengan Italia di turnamen besar.



Berakhirnya kutukan-kutukan ini juga menjalar ke kutukan yang lebih besar lagi: akhirnya, Spanyol berhasil menjadi juara turnamen besar setelah terakhir kali melakukannya pada tahun 1964. Dan kesuksesan ini kemudian berlanjut dua tahun kemudian, ketika Spanyol akhirnya berhenti menjadi tim penggembira menjadi tim juara di Piala Dunia 2010.

Tak mengherankan jika kemudian kemenangan di perempat-final melawan Italia ini disebut sebagai kemenangan yang sangat besejarah, bahkan lebih hebat daripada kemenangan mereka di final melawan Jerman. Fernando Torres, sang pahlawan di partai puncak, bahkan menyatakan bahwa di perempat-final itulah Spanyol sebenarnya sudah berakhir menjadi juara Eropa, tak peduli meski masih ada Rusia dan Jerman di hadapan mereka. Xabi Alonso lalu mengatakan bahwa 22 Juni adalah tanggal kemerdekaan mereka. Kemerdekaan atas kutukan yang dialami oleh generasi-generasi terdahulu di sepakbola Spanyol.



“Kami merayakannya lebih hebat daripada final,” katanya.

Laga melawan Italia di Wina empat tahun yang lalu itu akan selalu diingat sebagai laga yang membuat Spanyol membuka lembaran baru dalam sepakbola mereka. Kini, Casillas dkk. akan kembali menghadapi Italia di sebuah partai yang sangat menentukan bagi pembentukan rekor baru mereka. Partai final Euro 2012.

Spanyol membuktikan bahwa mereka mampu mengukir sejarah baru pada turnamen empat tahunan Piala Eropa. Spanyol berhasil menjuarai EURO 2012 dengan menghempaskan Italia dengan skor telak 4-0. Kemenangan ini selain membuat Spanyol menjadi juara EURO 2012, juga membuat Spanyol mengukir sejarah baru yaitu menjadi tim pertama yang mampu menjuarai Piala Eropa dua kali berturut-turut.

Partai final sepertinya menjadi partai antiklimaks bagi Italia, praktis Italia sangat kesulitan untuk memasuki pertahanan Spanyol dan memainkan permainan bertahan. Meski penguasaan bola berjalan 50-50, namun secara keseluruhan permainan Spanyol lebih efektif. Barisan pertahanan grendel Italia dibuat kalang kabut oleh permainan umpan-umpan pendek dari kaki ke kaki pemain Spanyol. 4 gol yang tercipta pada pertandingan ini tercipta diawali dengan umpan terobosan, dan sangat terlihat bagaimana para pemain belakang Italia masih kalah cepat dari para striker Spanyol.

Balotelli, nyaris tak mampu berbuat apa-apa, penjagaan ketat yang dilakukan kepadanya membuatnya tak dapat mengembangkan permainan. Pada babak pertama, permainan berjalan masih cukup menarik karena Italia masih mampu memberikan umpan-umpan ke daerah pertahanan Spanyol, namun pada babak kedua, permainan menjadi sedikit membosankan untuk dilihat untuk ukuran partai final. Permainan menjadi seperti tak berimbang ketika Italia tak mampu lagi mengimbangi permainan Spanyol. Nyaris tidak ada serangan yang dilakukan oleh Italia, bahkan Italia dipaksa untuk terus memperkuat lini pertahanan mereka.

Banyak para pengamat dan penggemar sepakbola tentu yang tak mengira Italia akan mengalami kekalahan yang sangat telak pada partai final ini. Awalnya memang Italia tidak terlalu dijagokan untuk dapat melaju hingga babak final, namun ketika ternyata Italia mampu melaju hingga ke fina, tentu publik sepakbola juga tak akan mengira atau tidak akan ada prediksi bahwa Spanyol akan menang dengan skor telak 4-0 tersebut.

Gol kemenangan dari Spanyol sendiri diawali oleh David Silva yang membobol gawang Buffon setelah memanfaatkan umpan matang dari Arbeloa pada menit ke 14 babak pertaman. Jordi Alba memperbesar kemenangan Spanyol setelah pada menit ke 41 berhasil memanfaatkan umpan terobosan yang sangat akurat dan membobol gawang Buffon. Di babak kedua, Torres yang baru dimasukkan berhasil memperbesar keunggulan Spanyol menjadi 3-0 setelah kembali memanfaatkan umpan terobosan matang, memanfaatkan kesalahan dari para pemain Italia.

Dan petaka bagi Italia masih belum berakhir, 2 menit jelang waktu normal berakhir, Buffon kembali harus memungut bola dari sarangnya, setelah Juan Matta yang juga baru dimasukkan pada babak kedua mampu membobol gawang Buffon memanfaatkan umpang yang sangat matang dari Fernando Torres.

Pertandingan Final EURO 2012 telah usai, dan dengan demikian usai juga perhelatan turnamen akbar sepakbola Eropa tahun 2012 ini. Bagi anda yang tak sempat menyaksikan langsung pertandingannya, mungkin bisa melihat cuplikan 4 gol yang tersarang ke gawang Italia melalui Video pertandingan Spanyol vs Italia yang biasanya akan tersedia banyak di internet. Dan sebagai penutup Mas Rudi mengucapkan selamat untuk Spanyol yang berhasil menjadi juara piala eropa 2012, dan selamat bagi para pendukung Spanyol dan juga Italia.

Sekali lagi.. Selamat Untuk Spanyol.. ^^

Ekspresi Mario Balotelli Saat Gol Tercipta Untuk Spanyol




Ekspresi Kegembiraan Pemain Spanyol



Sumber :

1. http://www.supersoccer.co.id/supersoccer-tv/kemenangan-atas-italia-awal-dari-sejarah-baru-sepakbola-spanyol/

2. http://forum.kompas.com/bola-eropa/124764-spanyol-ukir-sejarah-baru-di-piala-eropa.html

0 komentar:

Posting Komentar

^^